Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya jika dunia ini begitu
sepi… hening… tanpa bunyi / suara?.. Atau sebaliknya… Pernahkah kita
membayangkan jika dunia ini terlalu berisik… bising…, banyak terdengar
suara pabrik, suara kendaraaan bermotor atau suara lainnya yang
memekakkan telinga ?… Apalagi kondisi ini berlangsung cukup lama… jangan deh… cukup dalam bayangan saja…
Bunyi atau Suara
merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-hari.
Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa
memberikan inspirasi saat kita sedang belajar, bekerja atau
beraktifitas. Gimana jadinya ya kalau dunia ini tanpa musik?
Adakalanya bunyi iu bisa juga menjadi sumber polusi manakala yang kita dengar itu berupa Musik keras yang berlebihan, Kendaraan bermotor dengan suara knalpot yang berbunyi bising/keras , suara Mesin pesawat terbang dan aktifitas pabrik.. kesemuanya menjadi sumber polusi suara… ya tho?
Karenanya, bunyi adalah anugrah Tuhan yang mesti
kita syukuri. So.. tidak salah khan jika pokok bahasan tentang gelombang
Bunyi cukup menarik untuk dipelajari ?…
Dalam fisika, Bunyi atau suara adalah gelombang longitudinal
yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan
merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar
memancarkan gelombang-gelombang longitudinal ke segala arah melalui
medium baik padat, cair maupun gas. Sumber getar tersebut dapat berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan ombak di pantai.
Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz). Bunyi tunggal yang frekuensinya
teratur dinamakan nada, sedangkan bunyi tunggal yang frekuensinya tidak teratur dinamakan desis.
Amplitudo gelombang menentukan kuat-lemahnya suatu bunyi atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi
amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas
landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Manusia dapat mendengar bunyi saat gelombang bunyi
merambat di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira
dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan ultrasonik dan di bawah 20 Hz dinamakan infrasonik.
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara
yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di
beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di
tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah.
Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di
udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa Gelombang
bunyi adalah gelombang longitudinal.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi akan
merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara
tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi
1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat
daripada di udara.
Adakalanya frekuensi yang didengar oleh pengamat mengalami perubahan
sacara tiba-tiba manakala sumber bunyi (misal klakson mobil) bergerak
mendekati atau menjauhi menurut pengamat yang diam. Fenomena ini dikenal
sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan
frekuensi yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber
getarnya relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan
antara pengamat dan sumber saling mendekat, maka pengamat mendengar
frekuensi yang lebih tinggi, dan bila kedudukannya saling menjauh maka
pengamat mendengar frekuensi yang lebih rendah. Dan fenomena ini
berhasil dijelaskan oleh fisikawan Christian Johann Doppler (1803-1855) pada tahun 1842.
Selengapnya lihat Video dan Physics Flash Animations :
- Video: Pengukuran Gelombang Bunyi Pada Pipa Organa Tertutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar